Sabtu, 01 September 2012

SEKILAS TENTANG TAREMPA
Bag. 1

Setelah Kabupaten Kepulauan Anambas akhirnya terbentuk melalui Undang-Undang No. 33 Tahun 2008 tanggal 24 Juni 2008, maka Tarempa dijadika sebagai Ibukota dari Kabupaten Kepulauan Anambas.
Berikut kami tuliskan sedikit asal usul tentang Kota Tarempa.

 Perkampungan di Gunung Kute

Dipenghujung abad ke XVI, didaerah Gunung Kute, yang terletak dalam salah satu Teluk di Pulau Matak, (Berdekatan dengan pulau Tokong, Teluk Sunting dan Kampung Langit) pada waktu itu telah merupakan suatu perkampungan kecil yang didiami oleh sekelompok penduduk.

Adapun penduduk yang mendiami perkampungan Gunung Kute tersebut adalah berasal dri anak buah Lanon-lanon (perampok-perampok laut) Kerajaan Kamboja (Negeri Campa) serta para tawanannya yang berasalam dari Semenanjung Malaya (Pesisir Bagian Timur) Temasik (Singapura) dan Pulau-pulau di perairan Bintan (Riau).

Lanon-lanon Kamboja itu menyerang perahu-perahu dagang yang berlayar dari Malaka, Temasik enuju Tongkok atau daerah lainnya yang melalui Lautan Cina Selatan. Kadang-kadang mereka menyerang perkampungan-perkampungan penduduk yang mendiami tempat-tempat tersebut diatas.

Para anak buah perahu-perahu dagang atau para penduduk yang telah menjadi tawanan mereka itu, mereka bawa ke Gunung Kute berikut harta bendanya. Para tawanan mereka jadikan hamba sahay, dan para wanitanya ada pula yang dijadikan istri oleh para lanon tersebut.

Berhubung Gunung Kute itu terletak dalam salah satu teluk sehingga terlindung dari pandangan musuh dan pukulan angin ribut, serta tanahnya baik untuk bercocok tanam, maka Gunung Kute itu dijadikan tempat berlindung (basis) mereka.

Tahun berganti tahun, musim berganti musim, para Lanon dan penduduk yang telah terdiri dari para tawanan itupun bertambah banyak.

Akibat dari perasaan putus asa, dan pengaruh lingkungan serta pengaruh alam, maka para tawanan yang berasal dari Pesisir Timur Semenanjung Malaya, Temasik da pulau-pulau diperairan Riau itu dapat melupakan tempat asalnya. Mereka menerima hidup didaerah Gunung Kute itu, bercampur gaul, bekerja dengan bercocok tanam untuk mencari penghidupan. Para Lanon itu telah mereka anggap sebagai orang yang harus dipatuhi. Mereka merupakan suatu keluarga yang besar, senasip dan sepenanggungan.

Begitulah masa berlalu dari tahun ke tahun, dan oleh karenanya terjadilah percampuran (asimilasi) penduduk. Pekerjaan sehari-hari mereka telah diatur sedemikian rupa, para Lanon itu bertugas merampok dilaut luas. Para tawanan hidup bercocok tanam, menanam sagu, ubi dan lain-lain yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan pokok mereka. Apabila tidak ada perahu-perahu yang akan dirampok, mereka pergi kelaut untuk menyelam sebagai mana lazimnya pekerjaan para Lanon yang mencari hasil laut untuk makanan sehari-hari. Tap-tiap tahun semakin banyak Lanon-lanon yang berlindung ddaerah Gunung Kute itu, dan begitu juga dengan para tawanannya.



Sumber : 
puakanambas.blogspot.com/2011/01/asal-usul-tarempa-part-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar