Selasa, 11 September 2012

SEKILAS TENTANG ORGANISASI JALASENASTRI
Sejarah Jalasenastri
Bag.1

Sejarah pertumbuhan Jalasenastri erat kaitannya dengan keberadaan organisasi wanita Indonesia yang secara kesatuan telah lahir pada tahun 1928 melalui Kongres Perempuan Indonesia-I. Pergerakan wanita Indonesia sebelumnya masih bersifat kedaerahan, namun telah menunjukkan langkah yang makin berkembang ke arah nasional yang mewakili kepentingan bersama. Mereka bergerak dan berjuang didorong dengan adanya penderitaan akibat penjajahan. 

Dimana-mana timbul organisasi pejuang. Seiring dengan perkembangan organisasi wanita pada masa itu, para isteri pemuda pelaut yang tersebar di kota-kota pelabuhan dan Markas Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), atas dasar rasa senasib sepenanggungan dan seperjuangan juga mendirikan perkumpulan. Perkumpulan tersebut mempunyai kegiatan untuk membantu perjuangan suami yang berada di garis depan serta memelihara dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Pada tahun 1946, para isteri anggota ALRI di beberapa tempat berusaha menghimpun kekuatan mereka, agar dapat mengemban tugasnya sebagai isteri pejuang. Perkumpulan mereka terbentuk secara spontan dan setempat oleh dorongan senasib sepenanggungan sebagai keluarga pelaut.

Organisasi isteri anggota ALRI tumbuh dengan cepat, baik di Jawa maupun di luar Jawa yang masing-masing berdiri sendiri tanpa ada hubungan dan dengan nama yang berbeda seperti : Persatuan Puteri Keluarga Angkatan Laut (PPKAL) di Lawang, di Yogyakarta, di Tegal, di Pariaman, Ikatan Keluarga Angkatan Laut (IKAL) di Jakarta, Ikatan Wanita Angkatan Laut (IWAL) di Surabaya, IKAL di Makassar dan Persatuan Isteri Angkatan Laut (PERIAL) di Tanjung Pinang. Kondisi seperti ini menimbulkan suatu gagasan dari Ny. Raharti Subijakto selaku isteri Kasal untuk menyatukan seluruh organisasi keluarga Angkatan Laut.

Setelah ada kesepakatan antara IKAL Jakarta dan IWAL Surabaya, kemudian kedua organisasi ini memprakarsai untuk mengadakan pertemuan bagi seluruh organisasi yang ada. Pertemuan diadakan pada tanggal 27-29 Agustus 1957 bertempat di Jalan Diponegoro No. 51 Jakarta yang kemudian dikenal dengan nama Konperensi Jalasenastri, karena berhasil membentuk wadah tunggal organisasi yaitu Jalasenastri. Selanjutnya organisasi wanita ALRI yang telah ada di beberapa tempat menjadi cabang Jalasenastri.

Untuk melaksanakan konsolidasi dan memantapkan gerak langkah Jalasenastri di bidang sosial, politik dan budaya sesuai dengan situasi negara pada saat itu Jalasenastri melaksanakan Kongres I, II dan ke III dengan hasil nyata ditetapkannya Jalasenastri menjadi satu-satunya organisasi isteri anggota ALRI dan bersifat semi dinas. Kondisi yang tidak menguntungkan akibat adanya pemberontakan G-30-S/PKI membuat para Pemimpin ALRI meningkatkan pengendaliannya ke seluruh unsurnya termasuk pengamanan terhadap Jalasenastri. Konsekwensi dari usaha pengamanan terhadap organisasi ini adalah melakukan penyesuaian pada struktur organisasinya. Sebagai tindak lanjut dari upaya ini, melalui Musyawarah Kerja pada tanggal 1 Nopember 1966 berhasil menetapkan keputusan bahwa isteri pemimpin tertinggi ALRI memegang pimpinan pusat Jalasenastri.

Tanggal 13 Januari 1970 Jalasenastri ditetapkan sebagai organisasi dinas ekstra struktural sejalan dengan adanya integrasi ABRI. Terjadi pula pengintegrasian istri ABRI dalam wadah Dharma Pertiwi, Dharma Pertiwi menjadi induk dari segenap organisasi istri ABRI, maka AD, ART, atribut dan pensusunan rencana kerja jalasenastri mengacu pada ketentuan yang ada pada Dharma Pertiwi


Demikianlah sekilas sejarah tentang Jalasenastri,semoga bermanfaat,Terima Kasih. Untuk selanjutnya akan kami tampilkan mengenai struktur kepengurusan Jalasenastri pada bagian 2.


Salam,


Ny.Agung Jaya Saktika
Ketua Cabang 9 Korcab IV DJAB
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar